SUKU ARAB DI INDONESIA

Di Indonesia, sejak jaman dahulu telah banyak di antara keturunan Arab Hadramaut yang menjadi pejuang-pejuang, alim-ulama dan da’i-da’i terkemuka. Banyak di antara para Walisongo adalah keturunan Arab, dan diduga kuat merupakan keturunan kaum Sayyid Hadramaut (Van Den Berg, 1886) atau merupakan murid dari wali-wali keturunan Arab. Kaum Sayyid Hadramaut yang datang sekitar abad 15 dan sebelumnya (Walisongo, kerabat dan ayahanda dan datuk mereka) mempunyai perbedaan fundamental dengan kaum Sayyid Hadramaut yang datang pada gelombang berikutnya (abad 18 dan sesudahnya).

Yang mana kaum Sayyid Hadramaut pendahulu, seperti dilansir Van Den Berg, banyak berasimilasi dengan penduduk asli terutama keluarga kerajaan-kerajaan Hindu dalam rangka mempercepat penyebaran agama Islam, sehingga keturunan mereka sudah hampir tak bisa dikenali. Sedangkan yang datang abad 18 dan sesudahnya banyak membatasi pernikahan dengan penduduk asli dan sudah datang dengan marga-marga yang terbentuk belakangan (abad 16-17) hingga saat ini sangat mudah dikenali dalam bentuk fisik tubuh dan nama.

Sampai saat ini, peranan warga Arab-Indonesia dalam dunia keagamaan Islam masih dapat terasakan. Mereka — terutama yang merupakan keturunan Nabi Muhammad SAW — mendapat berbagai panggilan (gelar) penghormatan, seperti Syekh, Sayyid, Syarif (di beberapa daerah di Indonesia menjadi kata Apip, Wan atau Habib dari masyarakat Indonesia lainnya.

Di samping tokoh-tokoh agama, banyak pejabat negara dan tokoh terkenal Indonesia masa kini yang leluhurnya berasal dari Hadramaut. Nama-nama mereka antara lain:

* AR Baswedan (Menteri Penerangan 1947)
* Abdurahman Saleh (Jaksa Agung,2004-2007)
* Ahmad Albar (Artis penyanyi rock kelompok God Bless)
* Ali Alatas (Menteri Luar Negeri, 1988-1998)
* Alwi Shihab (Menteri Luar Negeri, 1999-2001; dan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, 2004-2005)
* Assaat (pemangku jabatan Presiden Republik Indonesia pada masa pemerintahan Republik Indonesia di Yogyakarta yang merupakan bagian dari Republik Indonesia Serikat (RIS))
* Fuad Bawazier (Menteri Keuangan, 1998)
* Fuad Hassan (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, 1985-1993)
* Husin Umar Alhajri (Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiah Indonesia, 1940-2007)
* Mar’ie Muhammad (Menteri Keuangan, 1993-1998)
* Mark Sungkar (Aktor Indonesia)
* Muchsin Alatas (Artis penyanyi dangdut)
* Munir (Ketua LSM Kontras, aktivis anti kekerasan)
* Quraish Shihab ( Menteri Agama, 1998)
* Rusdy Bahalwan (Mantan pemain dan pelatih Tim Nasional Sepak Bola Indonesia)
* Salim Al-Idrus (Pemain Sepak Bola : Pelita Jaya, Persib Bandung,
* Saleh Afiff (Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri, 1993-1998)

Ritual Ziarah

Di Hadramaut, banyak pemimpin agama yang makamnya diziarahi. Demikian banyaknya jumlah mereka, hingga bila ada seseorang dari Jakarta yang tinggal selama 40 hari di Hadramaut, belum tentu dapat menjangkau seluruh tempat ziarah yang ada.

Tempat ziarah yang paling terkenal adalah “Qabr Hud”, yang menurut kepercayaan orang Hadramaut adalah makam nenek moyang mereka, Nabi Allah Hud AS. Qabr Hud terletak di sebuah lembah, dan terdapat sebuah masjid berdekatan dengannya. Setiap tanggal 11 Sya’ban tahun Hijriah, tempat ini banyak didatangi para penziah. Mereka bukan saja berasal dari Hadramaut, melainkan juga dari berbagai negara yang ‘memiliki’ banyak keturunan Hadramaut. Mereka biasanya tinggal di gedung-gedung bertingkat tiga yang hanya digunakan pada saat acara ziarah. Pada hari itu juga ada pasar raya, yang suasananya kira-kira seperti upacara Sekaten di Yogyakarta.

Menurut tradisi, untuk ziarah ini para peziarah sebaiknya mandi terlebih dahulu atau minimal berwudhu di telaga Hud; yang terletak di bawah makam Nabi Hud. Selama tiga hari, kepemimpinan ziarah di Qabr Hud dilakukan secara berganti-ganti. Hari pertama dipimpin munsib Alhabsji, hari kedua oleh munsib Shahabuddin, dan terakhir yang paling meriah dipimpin oleh munsib Binsechbubakar. Begitu meriahnya akhir ziarah ini, hingga peluru-peluru dihamburkan ke udara. Upacara itu dilakukan oleh para pengawal BinSechbubakar, yang dikenal berpengaruh di Hadramaut.

Kerajaan Arab Indonesia
Keturunan Arab di Indonesia juga mendirikan beberapa kerajaan Islam seperti :

* Kesultanan Pontianak, Kalbar
* Kesultanan Siak, Riau
* Kesultanan Pasir, Kaltim
* Kerajaan Kubu, Kalbar
* Kerajaan Sabamban, Kalsel

Nama-nama Marga

Nama-nama marga/keluarga keturunan Arab Hadramaut dan Arab lainnya yang terdapat di Indonesia, antara lain adalah:

* Abud (Qabil) – AbdulAzis (Qabil) – Addibani (Qabil) – Afiff (Qabil)- Alatas (Sayyid) – Alaydrus (Sayyid) – Albar (Sayyid) – AlBathathi (Qabil) – Algadrie (Sayyid)- Alhadjri (Qabil) – Alhabsyi (Sayyid) – AlHamid (Sayyid) – AlHaddar (Sayyid) – AlHaddad (Sayyid) – AlHinduan (Sayyid) – AlJufri (Sayyid) – Alkatiri (Qabil) – AlMasyhur (Sayyid) – AlMuhdar (Sayyid) – Assegaff (Sayyid) – Attamimi – AlMuhazir
* Ba’asyir (Qabil) – Baaqil (Sayyid) – Bachrak (Qabil) – Badjubier (Qabil) – Bafadhal – Bahasuan (Qabil) – Baraja (Syekh) – Basyaib (Qabil) – Basyeiban (Sayyid) – Baswedan (Qabil) – Baridwan – Bawazier (Sayyid) – BinSyechAbubakar (Sayyid)
* Haneman
* Jamalullail (Sayyid)
* Bin Zagr (Qabil)
* Maula Dawileh (Sayyid) – Maula Heleh/Maula Helah (Sayyid) – Martak (Qabil)
* Nahdi (Qabil)
* Shahab (Sayyid) – Shihab (Sayyid) – Sungkar (Qabil)
* Thalib
* Bahafdullah (Qabil)

Trivia

* Yang Dipertuan Agung Malaysia 2001-2006 Tuanku Syed Sirajuddin adalah juga tokoh dari marga Jamalullail, yang leluhurnya berasal dari Hadramaut. Demikian pula dengan Menteri Luar Negeri, Malaysia, Syed Hamid Albar.
* Mantan Perdana Menteri Timor Leste dan tokoh sentral partai Fretilin, Mari Alkatiri, adalah juga keturunan Hadramaut.
* Di Arab Saudi, banyak keturunan Arab Hadramaut yang menjadi pengusaha-pengusaha sukses, seperti marga-marga Bin Laden (keluarga Osama Bin Laden), Bin zagr, Bin Mahfud, Bawazier dan Nahdi.
* Di antara marga-marga Hadramaut dari keturunan Sayyid yang pertama-tama ke Indonesia adalah dari keluarga Basyaiban, yaitu Sayyid Abdul Rahman bin Abu Hafs Umar BaSyaiban BaAlawi pada abad ke-17 Masehi. Ia menikah dengan puteri Sunan Gunung Jati, Syarifah Khadijah. Pernikahan ini akhirnya menurunkan banyak kyai di Indonesia. Abu Hafs Sayyid Umar adalah guru dari Syaikh Nuruddin Ar-Raniri, penasihat utama Sultan Iskandar Thani dari Aceh.

Pengaruh Bahasa Dan Pendidikan Hadhrami

Para imigran asal Hadramaut yang datang ke kepulauan Indonesia mayoritas tidak membawa istri. Akibatnya semua orang arab yang lahir di kepulauan ini membawa darah indo. Dan otomatis bahasa sehari-harinya adalah bahasa pribumi. Fenomena umum bagi mereka bermukim di kepulauan Hindia. Sebab jika mereka berada di rumah dengan anak-anak mereka tidak berkomunikasi kecuali dengan bahasa melayu atau bahasa daerah lain yang nota bene adalah bahasa yang digunakan anak-anak mereka sehari-hari.



Selain itu, di daerah koloni yang besar, saat anak laki-laki sudah dewasa, mulailah mereka belajar bahasa arab sedikit demi sedikit. terutama saat mereka berbincang-bincang dengan penduduk nenek moyang mereka. Lain halnya dengan anak perempuan yang tidak bisa berkomunikasi kecuali dengan anak pribumi yang tidak kenal bahasa arab sama sekali, juga karena mereka tidak bisa berbincang dengan anak laki-laki selain suaminya, atau yang masih tergolong mahram. Maka akibatnya kaum hawa tidak terlalu banyak tahu tentang bahasa arab kecuali hanya beberapa kalimat. Bahkan ada di sebuah keluarga yang tidak bisa berbahasa Arab meski istilah yang paling mudah sekalipun. Nampaknya sangat sulit bagi seseorang untuk belajar bahasa samiyah atau ariyah, jika dia tidak pernah memakainya sejak kecil, kecuali bahasa kepulaun Indonesia .

Begitu pula dengan anak-anak Eropa. Bahkan pelatihan bahasa pun tidak bisa membenahi kesalahan yang mereka dapatkan sejak kecil. Terbukti bahwa bahasa arab yang dipergunakan keturunan arab kadang-kadang kurang benar. Sampai orang arab tulenpun bisa membedakan siapa yang kelahiran arab dan siapa yang statusnya muwallad (dilahirkan di luar arab) dari sisi kemampuan berbahasanya.

Sedangkan orang arab yang masih ingin anaknya berpendidikan istimewa berupaya mengirim anaknya ke tempat sanak saudaranya di Hadramaut,dengan harapan supaya mereka hidup di lingkungan masyarakat arab yang jauh dari pengaruh kehidupan Jawa dan melayu. Anak-anak mereka yang tinggal disana menghabiskan waktu beberapa tahun untuk belajar bahasa ataupun budaya nenek moyangnya. Dan nampaknya Hadramaut memang tempat yang sangat kondusif dalam hal pendidikan bagi anak-anak muda. Sebab di Hadramaut anak-anak yang sekiranya dari keluarga menengah, aktifitas lanjutan selain pergi ke sekolah hanya belajar, dan beribadah. Sebab tidak ada sarana lain yang mereka punya untuk mengisi waktu, disamping memang sarana hiburan yang biasa kita dapatkan di kota-kota eropa atau kota besar di kepulaun Indonesia, tidak ditemukan, smisalnya: bioskop, warung-warung kopi, atau sejenisanya. karena sebagaimana diketahui kehidupan di Hadramaut saat itu dalam kesulitan yang berkelanjutan. Dan kiranya satu atau dua tahun masih belum cukup untuk merubah keturunan arab di Indonesia menjadi orang arab sejati. Apalagi setelah mereka kembali ke Indonesia mereka banyak mempergunakan bahasa melayu lagi dalam percakapan sehari-hari. Dan sebagian dari mereka cenderung mencari teman-teman lamanya, dan lebih menyukai bergaul dengan orang arab yang datang dari Hadramaut.

Dari semua fenomena di atas kita bisa mengambil kesimpulan bahwa kabilah bangsa arab di kepulaun Indonesia cenderung lenyap dan berbaur dengan penduduk pribumi. Bahasa semakin hilang dan tersembunyi, lalu nama-nama merekapun menghilang setelahnya. Sebagai contoh, undang-undang Islam melarang pernikahan perempuan muslimah dengan laki-laki yang beragama lain. tapi banyak dari mereka yang tidak memperdulikan undang-undang tersebut dan mereka merasa senang menikahkan putri-putri mereka dengan penduduk pribumi yang kedudukan sosialnya lebih tinggi.

2. Pengaruh Karakter Hadharim

Jika sebagian orang memfokuskan kepada hal-hal yang positif yang jarang dimiliki orang arab Hadhramaut, maka apa salahnya bila diakui bahwa merekapun mempunyai banyak kelakuan yang terpuji. Sesuatu yang mengesankan dari mereka adalah, kerajinan dan keaktifan mereka dalam bekerja. Tapi sayang kelebihan ini mulai hilang dari anak-anak mereka. Kesusahan setelah kekayaan orang tua mereka lenyap dan mereka tidak memilki keinginan yang kuat dan kemampuan yang cukup untuk mengembalikan kedudukan orang tua mereka seperti semula.

Dari sisi lain sangat jarang pembawaan antara keturunan arab dan penduduk pribumi mencapai derajat yang menjadikan mereka sebagai petani. Dan belum pernah terlihat salah satu dari mereka yang bekerja sebagai petani didaerah pedalaman jawa. Pentingnya keikutsertaan mereka dalam pengolahan sawah yang begitu menyulitkan dan dianggap syarat sebagai pembauran orang arab dengan pribumi di daerah-daerah pedalaman, nampaknya termasuk motif ketidaksenangan mereka dalam mencari rizki dalam bidang pertanian.

Dalam kondisi apapun jika orang arab menjadi penduduk setempat maka selalu menjadi bahan pembicaraan. Untuk itu mayoritas dari mereka hidup dengan sekumpulan warga dari golongan pengrajin atau golongan saudagar kaya. kadang-kadang sulit mengetahui bagaimana cara orang arab bisa mengahasilkan kebutuhan hidup. selama beberapa tahun yang lalu ada beberpa orang dari mereka mengajukan surat permohonan ke pemerintah hindia belanda agar mereka diakui sebagai warga seperti halnya penduduk pribumi, namun permohonan tersebut ditolak. bersamaan dengan itu kedudukan mereka dimata masyarakat tidak berubah. Dan realitanya mereka memperoleh pengakuan sebagai warga Negara yang dulu dihalang-halangi oleh pemerintah belanda.

Yang telah kami sebutkan sebelumnya berlaku bagi orang arab secara umum saja. Sebab ada beberapa pengecualian, misalnya sebagian orang arab yang berkedudukan tinggi di Singapura tetap mengajari putra-putri mereka berbahasa arab. Orang arab yang lahir di kepulaun hindia ada yang menghabisakan waktu lama di Hadhramaut sehingga dari mereka ada yang menikah di sana kemudian mereka menjadi orang arab seperti orang-orang sekitarnya. Bahkan sebagian dari mereka bisa meningkatkan potensi mereka dalam berbahasa arab, tanpa harus meninggalkan kepulauan Hindia, yaitu dengan cara belajar dengan sering bercakap-cakap dengan orang Hadhramaut, hanya saja semua itu sangat jarang.

Realita juga mendukung bahwa secara umum keturunan arab lebih cenderung mengikuti gaya hidup ibu mereka, yaitu orang pribumi. Oleh karena itu mereka berperangai lebih sopan dan lembut dari pada orang arab yang ada di Hadramaut, seperti halnya mereka rela membanting tulang dengan melarang orang tua mereka untuk melakukan hal itu, karena mereka berpendapat mereka lebih rendah tingkatanya.

Hal ini juga bisa kita perhatikan dari pensucian dan pengagungan kota Makkah al-Mukarromah oleh orang-orang pribumi ternyata juga dirasakan persis dengan pendatang arab. Terlebih saat meluasnya sosial masyarakat serta meningkatnya kebudayaan antara mereka dengan orang Hadhramaut. Hal itu bisa di ketahui dari perilaku sebagian keturunan orang arab yang pernah mengunjungi ke Makkah dan belum pernah berkunjung ke Hadhramaut. Sebaliknya kalau kita perhatikan bahwa orang Hadhramaut asli menganggap haji adalah kewajiban agama dan tidak begitu memperhatikan secara berlebihan seperti apa yang dilakukan pendatang arab di kepualauan Hindia. Dalam keadaan apapun tidak ketemukan rasa untuk mensucikan Makkah al-Mukaromah dari diri orang Hadhramaut tulen seperti yang kita dapatkan atau temui dari penduduk pribumi.

Proses pembauran orang-orang arab di beberapa daerah besar koloni berlangsung relatif sangat lambat ketimbang dari daerah yang masih didominasi etnis arab .Mereka yang asalnya dikatagorikan pemuka masyarakat berusaha untuk menjadikan anak mereka di kepulauan Hindia sebagai orang arab tulen, dan biasanya di percayakan kepada salah satu Sayyid atau orang arab yang berpendidikan untuk mendidik mereka lebih baik. Bahkan untuk tujuan tersebut mereka berusaha untuk menikahkan putra mereka dengan gadis arab dan bukan gadis pribumi. Upaya seperti ini tidak akan kita dapatkan dari orang Hadhramaut yang tidak mempedulikan apa-apa kecuali senjata.

Disamping itu. semua faktor-faktor yang memotivasi keterlambatan proses pembauran orang arab dengan penduduk pribumi tidaklah tetap dan juga tidak mutlak sampai ke stadium yang menghalangi proses tersebut secara keseluruhan. Semua menjelaskan kepada kita tentang fenomena etnis atau kesukuan secara alami. Fenomena tersebut menunjukan bahwa sedikit sekali keturunan orang arab yang masih memegang teguh karakter mereka sebagai keturunan arab untuk beberapa periode atau generasi. Dalam arti turun menurun dari orang tua dan nenek moyang sampai pribadi mereka sendiri juga termasuk keturunan arab.

Sebelum abad ke 19 jumlah orang arab di kepulauan Hindia relatif terbatas. Meski demikian realita mengatakan bahwa beberapa keturunan orang arab sudah menetap di kepulauan Hindia timur sejak beberapa abad yang lalu. Kiranya kita dapat menyaksikan kabilah-kabilah arab yang tinggal di kepulauan Hindia sejak dulu kala, terutama di Pontianak, Kubu, Siak, dan Palembang. Daerah tersebut termasuk wilayah koloni yang usianya tidak lebih dari 100 tahun (sejak th 1886). Di lain wilayah tersebut kita tidak akan menemukan keturunan arab kecuali sekelompok kecil saja yang nota bene sudah hidup selama beberapa generasi dan jauh dari komunitas arab. Sedangkan di beberapa daerah lain, keturunan arab bahkan generasi ketiganya pun jarang ditemukan, apalagi dengan mereka yang melebihi generasi ke empat. Meski demikian, wawasan yang termasuk langka ini - dan telah saya sebutkan diatas - tidak bisa memberi tahu kita secara pasti tentang lokasi tempat tinggal cucu–cucu orang arab yang datang di berbagai belahan kepulauan Hindia selama berabad-abad yang lalu.

Agaknya boleh dikatakan bahwa pembauran zaman dahulu lebih cepat dari pada zaman sekarang. alasannya adalah sedikitnya jumlah koloni di zaman sekarang, berangkat dari situ perlu sepertinya perlu untuk disebutkan beberapa contoh yang menjelaskan tentang proses pembauran kabilah-kabilah arab dengan pribumi .Dan contoh-contoh tersebut pasti sangat penting, karena ada korelasinya dengan proses penelitian ini. Yang ingin kita dapatkan adalah informasi tentang tempat anak cucu mereka mendirikan kerajaan Islam di pulau jawa. Karena mereka masih menempati tanah-tanah nenek moyang mereka sampai hari ini. Kabilah yang saya kunjungi adalah kabilah raja-raja Cirebon yang turun menurun langsung dari raja susuhan Gunung Jati, di kabilah ini bahasa arab menjadi tidak dikenal sama sekali dari generasi ke generasi, karena setiap individu dari mereka berdialog dan berbusana ala Jawa dan mengambil nama serta gelar Jawa.

Ada satu hal yang memberi indikator kepada kita akan usal-usul mereka yaitu dizinkannya bagi para sayyid untuk ziarah kubur ke makam kakek-kakek mereka. Kompleks makam tersebut terletak diatas anak bukit gunung jati. Dan selain para pemuka agama yang menjaga makam tersebut serta anggota keluarga dari kabilah raja-raja tidak di perbolehkan masuk, baik orang jawa, arab, eropa atau cina.

Menurut saya prasasti atau ukiran yang terdapat diatas makam dan terlatak di atas bukit jati tersebut adalah benar. dan mereka memang anak cucu dari keturunan arab generasi pertama yang sudah menjadi orang jawa pertama bersamaan dengan itu. kolono cirebon di anggap masih relatif baru jadi selama para raja masih memerintah, orang arab masih terbilang sedikit apalagi jika arsitektur istana di rancang oleh para raja tersebut dan ini adalah indikator adanya peninggalan bangsa arab zaman dahulu yang masih lestari. Sekalipun pengaruh orang cina lebih kuat dibanding pengaruh orang arab sendiri terhadap penduduk pribumi.

SYAPAKAH IMAM MAHDI

Suatu kali, Rasulullah SAW bersabda, “Konstantinopel akan jatuh ke atas tangan seorang Amir (ketua) yang baik lagi beragama, tentaranya tidak melampaui batas, tidak mencuri dan rakyatnya tidak penipu dan tidak bergaul bebas (baik)”. (Hadits riwayat Imam Abul Hasan Ahmad bin Jaafar).

Rasulullah SAW menyebut kejatuhan Konstantinopel tersebut secara umum, tanpa menyebut tahun, kurun mana, siapa, kaum mana dan siapa pemimpin tersebut.

Karena yang memberitahu peristiwa tersebut adalah Rasulullah SAW sendiri, maka sejak jaman Nabi SAW masih hidup, banyak di antara sahabat yang sangat bergairah dan berlomba-lomba untuk mewujudkan janji tersebut. Mereka berharap kemenangan tersebut akan terjadi di tangan mereka, di antara sahabat yang mencobanya ialah Abu Ayyub Al Ansari, Ahmad Al Ansari, Hamidullah Al Ansari dan Abu Tsabit Al Hudri. Makam-makam mereka berada di kota yang menjadi benteng kerajaan Romawi tersebut.

Pada saat itu, para sahabat belum berhasil merebut Konstantinopel, namun perjuangan tersebut terus berlangsung dari generasi ke generasi, hingga akhirnya kota tersebut jatuh hanya dalam waktu satu malam di tangan Muhammad Alfateh dari keturunan Bani Utsman, dalam kurun 600 tahun setelah sabda Rasulullah SAW di atas.

Namun demikian, perjuangan dan pengorbanan para sahabat bukanlah sesuatu yang sia-sia, dengan segala keyakinan mereka telah berusaha untuk mewujudkan janji-janji Allah SWT yang diucapkan lewat lisan Rasulullah SAW.
***

Diantara peristiwa yang akan terjadi di akhir jaman yang diberitahukan oleh Rasulullah SAW, adalah kemunculan seorang pemuda Bani Tamim beserta jamaahnya yang akan menyiapkan sebuah landasan yang kuat bagi munculnya seorang pemimpin umat di akhir jaman yaitu Imam Mahdi.

Seorang ulama hadits yang banyak mengkaji tentang pemuda ini adalah Imam Suyuti dalam kitabnya Jamiush Shaghir, bahkan karena saking inginnya beliau mewujudkan janji Rasulullah SAW itu, beliau juga berusaha untuk membentuk satu jamaah yang mendekati sifat-sifat pemuda Bani Tamim dan jamaahnya. Namun, seperti dalam peristiwa Konstantinopel, beliau belum ditakdirkan untuk dipilih menjadi pemuda tersebut.

Hadits Rasullah SAW mengenai pemuda ini diriwayatkan dari Ibnu Umar RA, bahwa pada suatu hari Rasulullah SAW, sambil memegang tangan Saidina Ali RA, beliau bersabda : “Akan keluar dari sulbi ini seorang pemuda yang memenuhi bumi ini dengan keadilan. Maka apabila kamu menyakini demikian itu hendaklah bersama Pemuda Bani Tamim itu. Sesungguhnya dia datang dari sebelah Timur dan dialah pemegang panji-panji Al Mahdi.” (Hadis riwayat At Tabrani).

Di antara sifat-sifat yang melekat pada Pemuda Bani Tamim adalah :
Dia berketurunan Suku Tamim atau Bani Tamim ; Siapa sesungguhnya keturunan Bani Tamim, untuk hal ini terdapat perbedaan ijtihad di kalangan ulama. Di kalangan bangsa Arab ada satu kabilah yang bernama Tamim. Kabilah Tamim ini adalah satu kabilah dari bangsa Quraisy yang mendiami kawasan sekitar kota Makkah. Di antara sahabat yang berasal dari kabilah Tamim ialah sahabat yang paling setia kepada Rasulullah SAW,yaitu Abu Bakar as-Siddiq RA. Ulama lain berpendapat bahwa pemuda Tamim ini adalah berasal dari keturunan Ahlul Bait.
Keturunannya sudah bercampur dengan bangsa Timur ; Pemuda ini adalah seorang yang keturunan Bani Tamimnya telah bercampur dengan bangsa dari timur, ia lebih dikenal sebagai orang dari bangsa Timurnya daripada suku Tamimnya. Jika orang bertanya kepadanya, “Darimana engkau berasal?” Ia akan menjawab, “Dari Timur.” Jika ditanya pula, “Apa kebangsaanmu?” Pemuda Bani Tamim akan menjawab, “Aku dari bangsa Timur.” Keterangan ini dijelaskan oleh Imam Suyuti dalam kitabnya al-Jami’us Soghir.
Pemuda itu bernama Syuaib bin Soleh ; Menurut para penafsir nama tersebut bukan nama yang sebenarnya tetapi merujuk kepada suku bangsanya (suku kecil dari suatu bangsa), dia adalah seorang pemuda yang baik dan berasal dari keluarganya yang terkenal berakhlak baik. Dari segi bahasa Arab, kata Syu’bun berarti suku bangsa atau puak dari suatu bangsa. Sedangkan kata Syu’aibun berarti suatu suku kecil dari sebuah kabilah. Kata Bin berasal dari Ibnun artinya anak lelaki, sedangkan kata Soleh berarti orang yang baik, baik namanya, kepribadiannya, akidahnya, keturunannya, agamanya, pemikirannya dan juga akhlaknya.

Di samping itu, menurut Imam Suyuti dalam kitabnya al-Jami’us Soghir, secara lahir ada ciri-ciri khusus yang melekat pada pemuda ini. Ciri-ciri ini adalah merupakan bukti kecintaan pemuda ini untuk menghidupkan sunnah Rasulullah SAW dalam segala aspeknya :
Dia berkumis tipis, berjanggut panjang dan berjambang tipis ; Dalam Ihya Ulumuddin oleh Imam al-Ghazali disebutkan bahwa orang-orang wara adalah orang yang berkumis tipis. Janggut juga adalah sunnah Nabi SAW dan sunnah sekalian nabi dan rasul sejak zaman dahulu kecuali Nabi Adam AS, Nabi Adam AS memang sejak asal kejadiannya, tidak mempunyai janggut.
Dia memakai serban ; Saat ini amalan sunnah seperti serban ini sering diolok-olok dan diabaikan banyak orang.
Dia memakai jubah dan gamis berwarna hijau dan hitam; Pada saat itu hanya beliau dan jemaahnya sahaja yang memakai jubah. tidak ada pemimpin Islam lain yang menggalakkan jamaahnya untuk memakai jubah sebagai suatu sunnah Nabi SAW dan dengan niat mau membesarkan sunnah Nabi SAW itu.
Dia senantiasa memakai celak mata ; Celak juga amalan sunat. Setiap orang Islam sama ada lelaki atau perempuan adalah disunatkan memakai celak mata. Ada hadis Nabi SAW yang menyatakan bahawa bercelak itu sunat hukumnya. Para sahabat dahulu suka bercelak, kerana mengikut amalan Nabi SAW. Para ulama dahulu (salaf dan khalaf) yang solihin adalah golongan yang suka memakai celak. Mereka memandang perbuatan memakai celak itu sebagai suatu sunnah yang penting dan besar, terutama dalam mendekatkan diri kepada Khaliq.
Dia senantiasa memakai tongkat ; Tongkat juga merupakan sunnah Rasulullah SAW, para Khulafaur Rasyidin, para wali dan ulama muktabar zaman dahulu. Sungguh pun badannya masih segar dan boleh berjalan tanpa menggunakan tongkat, beliau memakainya sebagai suatu sunnah Nabi SAW yang perlu dijaga.
Dia bertubuh serba sederhana ; Tubuhnya tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah, bentuk tubuhnya tidak besar (gemuk) dan tidak kecil (kurus). Tubuh badannya adalah serba sederhana, sesedap mata memandang.
Kulitnya tidak terlalu gelap dan tidak terlalu putih ; Dikatakan kulitnya berwarna kuning, bahwa Nabi SAW menjelaskan bahawa Pemuda Bani Tamim itu memang bukan berkulit Arab karena orang Arab biasanya berkulit merah atau putih kemerah-merahan.
Dia bertutur dengan bahasa Ajam bukan bahasa Arab ; Pemuda ini sehari-harinya bertutur dengan bahasa lokal tempat ia hidup. Namun dia juga tetap bisa bertutur dalam bahasa Arab dengan baik dan fasih, sesuai dengan pendidikan dan suasana keluarganya yang mendorongnya mampu menguasai bahasa Ajam dan Arab.

Inilah sebagian dari ciri-ciri pemuda Bani Tamim yang dinubuwahkan oleh Rasulullah SAW. Lalu bagaimana kita menyikapinya ? Sebagaimana para sahabat RA, juga sebagaimana Imam Suyuti RA, maka kita seharusnya juga bergegas untuk menyambut dan mencari pemuda yang mempunyai ciri-ciri semacam itu. Insyaallah bersambung….

FAM-FAM ARAB

Suku Arab-Indonesia adalah penduduk Indonesia yang memiliki keturunan etnis Arab dan etnis pribumi Indonesia. Pada mulanya mereka umumnya tinggal di perkampungan Arab yang tersebar di berbagai kota di Indonesia -- misalnya di Jakarta (Pekojan), Bogor (Empang), Surakarta (Pasar Kliwon), Surabaya (Ampel), Gresik (Gapura), Malang (Jagalan), Cirebon (Kauman), Mojokerto (Kauman), Yogyakarta (Kauman) dan Probolinggo (Diponegoro),dan Bondowoso -- serta masih banyak lagi yang tersebar di kota-kota seperti Palembang, Banda Aceh, Sigli, Medan, Banjarmasin (Kampung Arab), Makasar, Gorontalo, Ambon, Mataram, Kupang, Papua dan bahkan di Timor Timur.

Orang arab secara umum dibagi menjadi 2 golongan: Gahtan dan Adnan. Gahtan merupakan putra arab asli, keturunan Nabi Nuh, salah satu anak dari gahtan bernama Hadhramaut. Keturunan Gahtan banyak terdapat di Yaman, terutama yaman selatan. Adnan merupakan keturunan Nabi Ismail. Salah satu keturunan Adnan adalah Nabi Muhammmad SAW.

Marga Arab Hadramaut merujuk kepada nama keluarga atau marga yang dipakai oleh keturunan bangsa Arab, yang berasal dari daerah Hadramaut di Yaman, yang letaknya di Jazirah Arab bagian selatan.
Berdasarkan asalnya, marga Arab Hadramaut umumnya dapat dibagi menjadi 2 golongan; yaitu marga-marga keturunan suku Arab Yaman asli (yang mana merupakan keturunan arab asli yang nasabnya bersambung ke Hadhramaut bin Gahtan, keturunan dari Nabi Nuh) dan marga-marga suku Arab pendatang yang mengklaim keturunan Nabi Muhammad (Alawiyyin), melalui jalur Ahmad bin Isa al-Muhajir yang hijrah ke Yaman sekitar tahun 319 H (898 M).

Koloni Arab dari Hadramaut diperkirakan telah datang ke Indonesia sejak abad ke-13. Sejumlah marga yang di Hadramaut sendiri sudah punah, misalnya seperti Basyeiban dan Haneman, di Indonesia masih dapat ditemukan. Hal ini karena keturunan Arab Hadramaut di Indonesia saat ini diperkirakan jumlahnya lebih besar daripada di tempat leluhurnya sendiri.
Daftar di bawah ini memuat beberapa marga Arab Hadramaut.

A
• Abbad, Abudan, Aglag, Al Abd Baqi, Al A budi,Al Aidid, Al Ali Al Hajj, Al Amri, Al Amudi, Al As, Al As-Safi, Al Aulagi, Al Aydrus, Al Ba Abud, Al Ba Faraj, Al Ba Harun, Al Ba Raqbah, Al Baar, Al Bagdadi, Al Baiti, Al Bakri, Al Bal Faqih, Al Barak, Al Bargi, Al Barhim, Al Bathathi, Al Bawahab, Al Bawazier, Al Bin Jindan, Al Bin Sahal, Al Bin Semit, Al Bin Yahya, Al Bukkar, Al Dames, Al Dzeban, Al Fad'aq, Al Falugah, Al Gadri, Al Hadi, Al Hadromi, Al Halagi, Al Hasani, Al Hasyim, Al Hilabi, Al Hinduan, Al Huraibi, Al Jaidi, Al Jailani, Al Jufrie' Al Jabri, Al Junaid, Al Kalali, Al Kalilah, Al Katiri, Al Khamis, Al Khatbah, Al Khatib, Al Kherid, Al Madhir, Al Mahdali, Al Mahfuzh, Al Mathar, Al Matrif, Al Mesfer, Al Maula Dawilah, Al Maula Khailah, Al Munawwar, Al Musawa, Al Mutahhar, Al Qaiti, Al Qannas, Al Rubaki, Al Waini, Al Yafi'ie, Al Yamani, AlMukarom, Ambadar, Arfan, Arghubi, Askar, Assa'di, Assaili, Assegaf, Assidawi, Assyiblie, Asy Syarfi, Attanfirah, Attamimi, Attuwi, Azzagladi,

B
• Ba Abdullah, Ba Attiiyah, Ba Atwa, Ba Awadh, Ba Dekuk, Ba Faqih, Ba Gabas, Ba Jamin, Ba Jammal, Ba Jasir, Ba Kheiri, Ba Sendit, Ba Sidawi, Ba Siul, Ba Syaib, Ba Syaiban, Ba Tebah, Ba Zara, Ba Zar'ah, Ba Zouw, Ba'asyir, Babadan, Babheir, Babsel, Babten, Bachrak, Badegel, Badeges, Badhawie, Ba'Dib, Ba'dokh, Badres, Badziher, Bafadual, Bafana, Bagadir, Bagaramah, Bagarib, Bagges, Bagoats, Bahadik, Bahafdullah, Bahaj, Bahalwan, Bahanan, Baharmus, Baharthah, Bahfen, Bahman, Bahmid, Bahroh, Bahsen, Bahwal, Bahweres, Baisa, Bajabir, Bajened, Bajrei, Bajruk, Bajuber, Bakarman, Bakrisyuk, Baksir, Baktal, Baktir, Bal Afif, Baladraf, Balahjam, Balahmar, Bala'mas, Balasga, Balaswad, Balaswat, Balasyrof, Balbeid, Baldjoen, Balfas, Baljun, Balu'lu', Balweel, Bamajbur, Bamakundu, Bamasak, Bamasri, Bamatraf, Bamatrus, Bamazro, Bamu'min, Banaemun, Banafe, Bana'mah, Banser, Baraba, Baraja, Barakwan, Barasy, Barawas, Bareyek, Baridwan, Barjib, Baruk, Basagili, Basakran, Basalamah, Basalim, Basalmah, Basamkho, Basawat, Basbeth, Basgefan, Bashandid, Bashay, Ba'sin, Baslum, Basmeleh, Basofi, Basulaileh, Basumbul, Baswel, Baswer, Basyahroh, Basyarahil, Basyrewan, Batarfi, Bathef, Bathog, Ba'Tuk, Baweel, Bayahayya, Bayasut, Bayusuf, Bazandokh, Bazargan, Bazeid, Billahwal, Bin Abd Samad, Bin Abdat, Bin Abdul Aziz, Bin Abri, Bin Addar, Bin Afif, Bin Agil, Bin Ajjaj, Bin Al, Bin Said, Bin Amri, Bin Amrun, Bin Anuz, Bin, Bisir, Bin Bugri, Bin Coger, Bin Dahdah, Bin Dawil, Bin Diab, Bin Duwais, Bin Eda, Bin Faris, Bin Gannas, Bin Gasir, Bin Ghanim, Bin Ghozi, Bin Gozan, Bin Guddeh, Bin Guriyyib, Bin Hadzir, Bin Hafidz, Bin Halabi, Bin Hamid, Bin Hana, Bin Hatrash, Bin Hilabi, Bin Hizam, Bin Hud, Bin Humam, Bin Huwel, Bin Ibadi, Bin Isa, Bin Jaidi, Bin Jobah, Bin Juber, Bin Kartam, Bin Kartim, Bin Keleb, Bin Khalifa, Bin Khamis, Bin Khubran, Bin Kuddah, Bin Mahfuzh, Bin Mahri, Bin Misfir, Bin Makki, Bin Maretan, Bin Mesfer, Bin Marta, Bin Mattasy, Bin Ma'tub, Bin Mazham, Bin Misfir, Bin Muhammad, Bin Muhammad, Bin Umar, Bin Munif, Bin Mutahar, Bin Mutliq, Bin Nahdi, Bin Nahed, Bin Nub, Bin On, Bin Qarmus, Bin Sadi, Bin Said, Bin Sanad, Bin Seger, Bin Seif, Bin Suid, Bin Sungkar, Bin Syahbal, Bin Syaiban, Bin Syamil, Bin Syamlan, Bin Syirman, Bin Syuaib, Bin Tahar, Bin Ta'lab, Bin Tebe, Bin Thahir, Bin Thalib, Bin Tsabit, Bin Ulus, Bin Usman, Bin Wahab, Bin Wizer, Bin Zagr, Bin Zaidan, Bin Zaidi, Bin Zimah, Bin Zoo, Bukhori, Bukkar

G
• Gadneh/Gitnah/Gathneh', Ghana', Gisymar, Gurdusy

H
• Haidrah, Hamde, Hamadah, Harharah, Harris, Hasni, Hatrash, Hayaze, Hubeisy, Humaid,

J
• Jawas, Jibran, Jabli, Jurhum

K
• Karamah, Karaman, Ka'wileh, Kurbi, Kuddah

L
• Lahmadi

M
• Machdan, Magadh, Mahbub, Mahdami, Makarim, Marbasy, Marfadi, Martak, Mashabi, Mesfer, Mugezeh, Mugheneh, Mukarram, Mukhasyin, Munabari, Musa’ad

N
• Nabhan, Nahdi

S
• Sabbah,Sallum, Shahabi, Shogun, Surur, Syagran, Syaiban, Syammach, Syawik,shegeir

U
• Ugbah, Ummayyer, Ubidun, Ubaidun

W
• Wahdin, Wakid,

Z
• Za'bal, Zeban, (Az)Zubaidi (Zabidi-Zabde), Zeger

pentingnya peranan pemuda bani tamim

"Dari Abdullah bin Mas’ud r.a. dia berkata, ketika kami berada ‘di sisi Rasulullah SAW tiba-tiba datang sekelompok anak-anak muda dan kalangan Bani Hasyim. Apabila terlihat akan mereka, maka kedua mata Rasulullah SAW berlinang air mata dan wajah beliau berubah. Aku pun bertanya, “Mengapakah kami melihat pada wajahmu sesuatu yang tidak kami sukai?” Beliau menjawab, “Kami ahlul bait telah Allah SWT pilih untuk kami akhirat lebih utama dari dunia. Kaum kerabatku akan menerima bencana dan penyinggkiran sepeninggalku kelak sampai datangnya suatu kaum dari sebelah timur yang membawa bersama mereka panji-panji berwarna hitam. Mereka meminta kebaikan tetapi tidak diberikannya. Maka mereka pun berjuang dan memperoleh kemenangan lalu diberikanlah apa yang mereka minta itu, tetapi mereka tidak menerimanya, hingga mereka menyerahkannya kepada seorang lelaki dan kaum kerabatku yang memenuhi bumi dengan keadilan. Sebagaimana bumi dipenuhi dengan kedurjanaan. Siapa diantara kamu yang sempat menemuinya maka datangilah mereka walaupun merangkak di atas salji. Sesungguhnya dia adalah Al Mahdi. (riwayat Abu Daud, Al Hakim At Tarmidzi, Ibnu Majjah, lbnu Hibban, Abu Nu’aim, lbnu ‘Asakir, Ibnu‘Adli, Adh Dhahabi, Abu Asy Syeikh)


“Dan Ibnu Umar r.a. bahwa Nabi SAW sambil memegang tangan Sayidina Ali telah bersabda: “Akan keluar dan sulbi ini seorang pemuda yang akan memenuhi bumi ini dengan keadilan (Imam Mahdi) . Maka apabila kamu menyakini yang demikian itu, hendaklah kamu bersama pemuda dari Bani Tamim. Sesungguhnya dia datang dari sebelah timur dan dialah pemegang panji-panji Al Mahdi.”(Riwayat At Thabrani)

Berdasarkan hadits di atas jelaslah bahwa kebangkitan Islam di akhir zaman terjadi di tangan seorang pemuda dan Bani Tamim. Bani Tamim adalah salah satu cabang dan kabilah Quraisy. Yakni pemuda yang dikatakan akan menyerahkan panji-panji hitam kepada Imam Mahdi. Dengan kata lain perjuangan Pemuda Bani Tamim dan Imam Mahdi berkait erat dan sambung-menyambung.Pemuda Bani Tamim ibarat switch, sedangkan Imam Mahdi sebagai lampunya. Apabila switch tidak ditekan, maka lampu tidak akan menyala. Artinya Imam Mahdi belum akan ‘zahir’ bila Pemuda Bani Tamim belum membuat tapaknya.


Pemuda Bani Tamim merintis jalan kemudian disambung oleh Imam Mahdi yang akan menegakkan Ummah. Perjuangan dua orang pemimpin ini seperti perjuangan Nabi Harun as. dan Nabi Musa as, yakni berjuang bersama dalam satu zaman dengan mind dan metode yang sama. Kalau diibaratkan orang yang sedang membangun rumah, maka Pemuda Bani Tamim adalah orang yang membangunkan pondasi rumah itu. Untuk membangun rumah yang kokoh tentulah pondasinya harus kuat. Imam Mahdi bertugas membangun rumah tersebut, melengkapinya dengan dinding, atap, pintu, jendela, lantai dan sebagainya. Sedangkan Nabi Isa berperan untuk menyempumakan rumah itu, mengisi dengan perabot, menata, serta menghiasinya dengan seindah mungkin. Demikianlah gambaran peranan tiga orang pemimpin besar kurun ini.

Mengingat pentingnya peranan Pemuda Bani Tamim sudah sepatutnya umat Islam berusaha mencarinya agar dapat dalam kebenaran serta ikut berperan dalam perjuangannya. Bersamanya kita akan mendapat keselamatan dan kejayaan di dunia dan di akhirat.

Tetapi tidak tertutup peluang bagi setiap pemimpin yang memiliki cita-cita Islam yang tinggi atau pun bagi para ulama yang merasa dirinya mampu, yang dapat berusaha menjadikan dirinya Pemuda Bani Tamim, siapa tahu dia adalah Pemuda yang disabdakan. Seperti halnya para sahabat berlomba-lomba untuk membuktikan sabda Rasulullah SAW bahawa konstantinopel akan jatuh ditangan pemimpin yang baik, dengan harapan di tangan merekalah terjadinya janji itu.

Oleh kerana itu, siapa pun dipersilakan untuk merebut peluang ini. Tidak salah dan tidak keterlaluan bila seseorang berlomba-lomba membuktikan dirinya sebagai Pemuda Bani Tamim selagi tanda-tanda besarnya belum terjadi. Bahkan sepatutnya begitu supaya kita sensitif dan serius terhadap setiap janji-janji Allah.

Namun sekiranya kita mampu untuk mencapai cita-cita yang amat tinggi itu kita mesti melihat dan mencari kalau ada orang lain yang mampu dan memang sedang bersungguh-sunguh merintis jalan. Bila ternyata ada seseorang pemimpin dan jemaahnya yang telah mampu membuat model masyarakat Islam, maka bergabunglah dengan perjuangannya dan jangan tunda-tunda lagi.


PUTRA BANI TAMIM,,PERINTIS JALANNYA IMAM MAHDI

Hari ini, bukan sahaja umat Islam bahkan orang bukan Islam pun sedang berbincang dan berbual-bual tentang keinginan mereka kepada satu keadaan dan satu suasana yang lain dari apa yang ada sekarang ini. Semuanya sudah rasa jemu dengan sistem yang wujud. Ada rasa takut dan bimbang, mengharapkan kedatangan seorang pemimpin untuk menyelesaikan masalah kronik dunia ini. Begitu sekali berlaku sehingga orang bukan Islam pun sudah jemu dengan sistem yang ada dan inginkan sistem baru. Rupanya memang perasaan-perasaan ini sengaja Tuhan berikan, sesuai dengan akhir zaman kerana ada janji Tuhan bahawa Islam akan bangun kali kedua bertaraf dunia.

Sebenarnya, perasaan itu adalah rahmat dari Tuhan untuk memudahkan orang Tuhan berjuang. Untuk menyedarkan manusia menuju ke arah perjuangan yang membawa kasih sayang dan keamanan. Kalau Tuhan tidak melakukan perubahan-perubahan perasaan itu maka sangat sulitlah bagi kita untuk berjuang hari ini. Terjadinya perubahan-perubahan perasaan dalam diri-diri manusia di dunia ini adalah satu ulangan sejarah yang memang pernah berlaku di zaman-zaman di mana ada pemimpin yang ditunjuk oleh Allah. Setiap kali apabila rasul-rasul hendak datang maka manusia mengalami peurbahan-perubahan perasaan itu. Lebih-lebih lagi di zaman Rasulullah.

Sebelum kedatangan Rasulullah, hati-hati manusia seperti sudah meminta kedatangan rasul. Begitulah watak manusia menunggu di waktu zaman kedatangan pemimpin yang ditunjuk Allah. Rupanya watak itu berulang di dunia ini sekarang. Sebab itu orang yang tidak masuk Islam pun apabila mereka mendengar kebenaran merasa senang hati. Apabila mereka lihat satu kelompok yang berkasih sayang, mudah saja mengikuti. Mereka tidak prejudis kepada siapa yang membawa dan memperjuangkannya. Sekalipun bukan dari bangsa dan agamanya.

Satu kebangkitan menurut lidah Rasulullah yang bertaraf dunia akan berlaku. Ertinya dunia kita pun ada harapan untuk bertemu dengan dunia yang penuh dengan keadilan dan keamananan. Walaupun di dunia yang bangsa-bangsanya sudah memerlukan satu keadilan dan kasih sayang namun ia tetap memerlukan satu sistem alternatif. Maka pada kali ini adalah giliran Islam.

Dan telah mengeluarkan Abu Daud dan Tabrani dari Abdullah bin Mas'ud dari pada Nabi SAW sabdanya “Kalau tidak tinggal dari dunia kecuali sehari, nescaya Allah panjangkan hari itu sampai diutuskan kepadanya seorang lelaki dari keluargaku sama namanya dengan namaku dan nama ayahnya dengan ayahku dan dia memenuhi dunia dengan keadilan sebagaimana ia telah dipenuhi dengan kezaliman”.( Kitab Al Hawi lil Fatawa oleh Imam Sayuti)

Kebangkitan yang bertaraf dunia itu akan dipimpin oleh Imam Mahdi dan ianya akan bermula dari Timur sebagaimana yang disebutkan dalam hadis rasulullah SAW :

Dan telah mengeluarkan Ibni Abi Syaibah dan Nu'aim bin Hammad dalam Al Fitan dan Ibnu Majah dan Abu Nu'aim dari Ibnu Mas'ud, katanya : “Ketika kami berada di sisi Rasulullah SAW, tiba-tiba datang sekelompok anak-anak muda dari kalangan Bani Hasyim. Apabila terlihat akan mereka, maka kedua mata Rasulullah berlinang air mata dan wajah beliau berubah.
Akupun bertanya : “Mengapakah kami melihat pada wajahmu, sesuatu yang kami tidak sukai?”.
Beliau menjawab : “Kami Ahlul bait telah Allah pilih untuk kami akhirat lebih dari dunia, kaum kerabatku akan menerima bencana dan penyingkiran sepeninggalanku kelak, sampai datangnya suatu kaum dari sebelah timur yang membawa bersama mereka panji-panji berwarna hitam. Mereka meminta kebaikan , tetapi tidak diberikannya. Maka mereka pun berjuang dan memperoleh kemenangan. Lalu diberikanlah apa yang mereka minta itu, tetapi mereka tidak menerimanya hingga mereka menyerahkannya kepada seorang lelaki dari kaum kerabatku yang memenuhi bumi dengan keadilan sebagaimana bumi dipenuhi dengan kedurjanaan. Siapa diantara kamu yang sempat menemuinya, maka datangilah mereka walalupun merangkak di atas salji. Sesungguhnya dialah Al Mahdi.”

Tetapi bagi umat Islam, tidak dapat menjadi tapak kebangkitan itu walaupun berkeinginan ke arah itu. Walaupun inginkan perubahan tetapi mereka masih bingung dan tercari-cari. Tidak tahu bagaimana hendak melakukannya. Kalau dilakukan juga, kita sudah melihat hasilnya. Ada yang menjadi militan, ada yang beku dan jumud, ada yang pergi ke pondok atau pesantren dan sebagainya. Kerajaan sudah mula bimbang kerana orang ramai hendak menghantar anak mereka ke institusi agama.

Tetapi bagi satu kelompok yang sudah dipilih Tuhan, samada pemimpinnya ataupun pengikut-pengikutnya, mereka tidak susah lagi mencari-cari. Seolah-olah di hadapannya sudah nampak rekabentuknya (design) dan nampak gambarannya. Seolah-olah rangka rumah sudah nampak cuma hendak dibangunkan saja menjadi rumah. Apabila terjadi hal begitu kepada kelompok tersebut maka itulah kelompok pilihan Tuhan. Sebab itu, bagi orang lain yang sedang tercari-cari itu, tidak usahlah hendak melakukannya sendiri kalau tidak dianugerahkan Tuhan. Lebih baik dicari saja kelompok yang telah Rasulullah gambarkan yaitu yang menzahirkan kebenaran dalam seluruh aspek kehidupannya : dalam diri, keluarga, ekonomi, kebudayaan, pendidikan, dakwah, perhubungan, sains dan teknologi dan sebagainya. Selain itu perjuangan mereka tidak dapat dimudaratkan atau dihancurkan oleh musuh-musuh kebenaran sekalipun musuh-musuh itu sangat berusaha menghancurkannya.

Rasulullah SAW bersabda :
" Senantiasa ada suatu thoifah (jamaah) yang sanggup menzahirkan kebenaran dan tidak akan dapat memudaratkan mereka orang-orang yang menentang mereka hinggalah datang perintah Allah (hari kiamat)."

Sebenarnya, orang yang Tuhan janjikan bahawa di tangannyalah kebangkitan itu berlaku, perjuangannya menjadi sangat indah dan jelas walaupun berhadapan dengan ujian. Kaedahnya (Method) jelas. Mari kita gambarkan dengan lebih luas lagi tentang corak (patern) kebangkitan Islam di akhir zaman itu.

Tuhan telah menyimpan 3 orang pemimpin, iaitu pemimpin besarnya:
(Pemuda) Putra Bani Tamim, Imam Mahdi dan Nabi Isa. Dua orang disimpan oleh Tuhan iaitu Nabi Isa yang dinaikkan ke langit dan Imam Mahdi yang dighaibkan. Kita pun tidak tahu di mana mereka. Hanya Putra Bani Tamim tidak dighaibkan Yang disimpan itu cuma seolah-olah dighaibkan sebab payah hendak dikenali orang. Ini adalah hikmah dari Tuhan supaya musuh jangan cepat mengesan. Padahal mereka sedang bergelanggang dan berjuang. Kalau dapat dipastikan oleh musuh, mereka tetap diselamatkan kerana janji Tuhan tetapi anak buah tidak akan tahan kerana akan dibelasah teruk.

Itulah hikmahnya walaupun mereka tidak disimpan tetapi seolah-olah disimpan. Tuhan kelabukan mata gerakan-gerakan Islam yang lain. Supaya keadaa lebih riuh-rendah lagi. Tiap-tiap hari disogok dengan berita-berita di ruang-ruang akhbar iaitu gerakan Islam yang bersifat politik, gerakan Islam yang bersifat militan, begitu juga gerakan Islam yang jumud dan yang beku. Sementara itu, pemimpin yang Tuhan janjikan terlindung dari masyarakat.

Tentang kegemilangan Islam dan Imam Mahdi ini, Rasulullah SAW bersabda :
Dan telah mengeluarkan Abu Daud dan Tabrani dari Abdullah bin Mas'ud dari pada Nabi SAW sabdanya “Kalau tidak tinggal dari dunia kecuali sehari, nescaya Allah panjangkan hari itu sampai diutuskan kepadanya seorang lelaki (Al Mahdi) dari keluargaku sama namanya dengan namaku dan nama ayahnya dengan ayahku dan dia memenuhi dunia dengan keadilan sebagaimana ia telah dipenuhi dengan kezaliman”.

Dan abu Nu'aim mengeluarkan dari Abi Said dan Nabi SAW katanya :
“Al Mahdi daripada kami Ahlul bait, seorang lelaki dari umatku, mancung hidungnya. Dia memenuhi bumi dengan keadilan, seperti dia dipenuhi kezaliman”.

Dan telah mengeluarkan Abu N'aim dan Al Khatib dalam Talkhis Al mutasyabih dari ibnu Umar katanya sabda Rasulullah SAW :
“Akan keluar Al Mahdi dan di atas kepalanya malaikat yang menyeru : Inilah Al Mahdi dan ikutilah dia”.
Putera Bani Tamim dari Timur Perintis Jalan Bagi Imam Mahdi

Sesuai dengan janji Allah ini dan bukti-bukti nyata, maka Islamlah yang akan menggantikan kuasa Amerika sebagai super power dunia nanti. Ini giliran Islam. Islam akan bangkit kembali dan menjadi sebuah empire, dan sekali lagi bumi akan dinaungi oleh keadilan dan kemakmuran. Dunia akan diserahkan lagi kepada umat Islam sebagai mana Allah telah menyerahkannya kepada Rasulullah dan para sahabat (QS Ar Rum 2-4).

" Jalannya adalah melalui taqwa. Dahulu umat Islam dapat menang dari Rom dan Parsi (2 super power dunia pada saat itu) dengan kekuatan taqwa. Sekarang dengan kekuatan taqwa pulalah Barat akan ditumbangkan. Allah akan membantu orang yang bertaqwa "(QS Al Jaasiah 19).

Ini bukan hayalan, tetapi janji Allah yang telah dan akan terjadi lagi. Asalkan syaratnya dipenuhi.

“Dan Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan yang mengerjakan amal soleh, bahwa mereka sesungguhnya akan dijadikan khalifah yang berkuasa di muka bumi sebagaimana telah dijadikan khalifah orang-orang sebelum mereka”. (QS An Nur : 55)

Dalam kebangkitan yang akan dipimpin oleh Imam Mahdi itu, ada seorang besar Tuhan yang akan mempersiapkan jalan bagi Imam Mahdi, dalam hadis disebut Putera Bani Tamim. Ia berasal dari Timur dan mempersiapkan tapak kegemilangan itu juga di bumi sebelah Timur yang banyak ulama yakin, itulah Malaysia dan Indonesia.

Telah mengeluarkan Tabrani dalam Al Ausat, dari Ibnu Umar bahwa Nabi SAW telah mengambil tangan Ali dan bersabda :
“Akan keluar dari sulbi ini pemuda yag memenuhi dunia dengan keadilan (Imam Mahdi). Bilamana kamu melihat yang demikian itu, maka wajib kamu mencari Putera dari Bani Tamim, dia datang dari sebelah Timur dan dia adalah pemegang panji-panji Al Mahdi”. (dari kitab Al Hawi lil Fatawa oleh Imam Sayuti).

Dikeluarkan dari Al Hasan bin Sofyan dari Abu Nuaim dari pada Tsauban, telah bersabda Rasulullah SAW :
“Akan datang panji panji hitam dari timur, hati mereka seperti kepingan besi. Barang siapa yang mendengar tentang mereka, hendaklah mendatangi mereka dan berbailah kepada mereka walaupun terpaksa merangkak di atas salju”. (dari kitab Al Hawi lil Fatawa oleh Imam Sayuti).

Dari Ibnu Majah dan Tabrani daripada Abdullah bin Al Harats bin Juzu' Al Zubaidi telah bersabda Rasulullah SAW
“Akan keluarlah manusia dari Timur, mereka itu merintis kekuasaan untuk Al Mahdi”.(dari kitab Al Hawi lil Fatawa oleh Imam Sayuti).

Telah bersabda Rasulullah SAW
“Kami Ahlul bait telah Allah pilih untuk kami akhirat lebih dari dunia, kaum kerabatku akan menerima bencana dan penyingkiran sepeninggalanku kelak, sampai datangnya suatu kaum dari sebelah timur yang membawa bersama mereka panji-panji berwarna hitam. Mereka meminta kebaikan, tetapi tidak diberikannya. Maka mereka pun berjuang dan memperoleh kemenangan. Lalu diberikanlah apa yang mereka minta itu, tetepi mereka tidak menerimanya hingga mereka menyerahkannya kepada seorang lelaki dari kaum kerabatku yang memenuhi bumi dengan keadilan sebagaimana bumi dipenuhi dengan kedurjanaan. Siapa diantara kamu yang sempat menemuinya, maka datangilah mereka walalupun merangkak di atas salji. Sesungguhnya dialah Al Mahdi.” (dari kitab Al Hawi lil Fatawa oleh Imam Sayuti)

Dari hadist- hadist di atas jelaslah bahwa tapak kebangkitan Islam di Timur dibangunkan oleh seorang Pemuda dari Bani Tamim dikenal juga dengan sebutan Putera Bani Tamim. Ia akan berjuang membangun sebuah jemaah model yang syumul yang akan menjadi tapak bagi kebangkitan itu. Bani Tamim adalah salah satu cabang dari kabilah Quraisy. Pemuda inilah yang kan menyerahkan kekuasaan (panji-panji hitam) kepada Al Mahdi. Dengan kata lain perjuangannya dan perjuangan Al Mahdi berkait erat dan sambung-menyambung.

Putera Bani Tamim ibarat stop kontak (switch), sedangkan Imam Mahdi sebagai lampunya. Apabila stop kontak tidak ditekan, maka lampu tidak akan menyala. Artinya Imam Mahdi belum akan zahir bila Putera Bani Tamim belum membuat tapaknya atau belum mendapatkan daulah di satu negara di Timur. Kemungkinan besar negara islam yang akan didapat oleh Putera Bani Tamim itu adalah malaysia. Kalau diibaratkan membangun rumah, Putera Bani Tamim adalah orang yang membangun pondasinya. Untuk membangun rumah yang kokoh, tentulah pondasi harus kuat. Imam Mahdi bertugas membangun rumah tersebut, melengkapinya dengan dinding, atap, pintu, jendela lantai dsb.

Mengingat besarnya peranan pemuda Bani Tamim sebagai perintis jalan Imam Mahdi, dan semakin dekatnya kegemilangan Islam tersebut, tentulah Putera Bani Tamim itu sudah ada bahkan sudah hampir menyelesaikan pembangunan tapaknya. Tentulah ia berada di Timur (Asia tenggara?). Diantara ciri jamaahnya adalah : menzahirkan kebenaran dalam seluruh aspek kehidupan manusia mulai dari diri, keluarga, ekonomi, teknologi, kebudayan, pendidikandan lain lain serta jamaah itu tidak akan dapat memudaratkan mereka orang-orang yang menentang mereka hinggalah datang ketentuan Allah (hari kiamat).

ASAL USUL BANI TAMIM

MARI KENALI BANI TAMIM

Ucapan Rasulullah SAW tentang Bani Tamim

• Hadith Nabi SAW : " Sesungguhnya Bani Tamim itu mempunyai kekuatan jiwa yang hebat, tetap pendirian dalam mempertahankan prinsip. Mereka juga adalah pembela kebenaran diakhir zaman"
• Sabda Nabi SAW: " Bani Tamim merupakan golongan dari umatku yang amat memusuhi Dajjal"

Imam Al-Qurthubi ketika menguraikan hadith di atas mengatakan bahawa;
" Berdasarkan hadith tersebut dapatlah diyakini bahawa Bani Tamim tidak akan terputus keturunan mereka hingga hari kiamat, bahkan Bani Tamim di akhir zaman nanti merupakan kelompok yang amat kuat berpegang dengan kebenaran serta memperjuangkannya".

Hadith Nabi SAW:
• " Kelompok yang paling banyak dimasukkan ke dalam syurga melalui jalan syafaat seseorang ialah Bani Tamim ".

Hadith Nabi SAW juga menyebutkan:
• "Bani Tamim merupakan suku bangsa arab yang paling fasih berbahasa arab dibanding suku arab yang lain ".
• Imam Ibnu Hajar menjelaskan tentang ciri utama bagi Bani Tamim yaitu:
• “Adalah dimaklumi sejak dari zaman jahiliah hingga zaman Islam, kelompok Bani Tamim banyak berkecimpung dalam pemerintahan disamping mereka juga merupakan golongan yang disegani dalam masyarakat dimana mereka dihormati dan dimuliakan"

Rasulullah SAW ketika menggambarkan tentang Bani Tamim berpesan: "Janganlah kamu mengatakan sesuatu terhadap Bani Tamim melainkan sesuatu yang baik-baik sahaja ".

Sabda Nabi SAW:
" Mereka itu (Bani Tamim) adalah dari kaum kami"
Hadith dan selainnya yang mengakui Bani Tamim sebagai sabahagian dari kaum Baginda SAW merupakan satu pengiktirafan terhadap suku pilihan ini.

Imam At-Tabrani menyatakan: "Bani Tamim terkenal tetap pendirian, berjiwa besar, jelas cita-cita, amat memusuhi Dajal di akhir zaman, cukup tahan menghadapi halangan apa saja. Bani Tamim tidak akan menyerah dengan segala halangan, ancaman dan penentangan dari semua pihak yang ingin memudharatkan perjuangan mereka".



Asal Keturunan Bani Tamim

1. Pilihan Tuhan dari kalangan hambanya;
Hadith Rasul SAW yang bererti:
"Sesungguhnya Allah Tabaraka Wataala telah menciptakan langit lalu dipilihNya untuk diletakkan di bahagian yang tinggi. Di situlah Tuhan memilih pula sebahagian makhlukNya sebagai penghuni, Kemudian Allah menjadikan makhluk-makhluk (di atas muka bumi) lalu dipilihnya Bani Adam (manusia-sebagai khalifah), kemudian Tuhan memilih daripada Bangsa Arab itu Bani Mudhor sehingga akhirnya daripada Mudhor itulah Tuhan memilih suku Quraisy".

2. Asal mereka dari pada anak cucu Mudhor;
Imam Bukhori ketikamemperkatakan Nasab Rasululah SAW menyatakan:
Muhammad ibni Abdullah ibni Abdul Muthalib ibni Hasyim ibni Abdu Manaf ibni Qusoai ibni Kilab ibni Murrah ibni Ka'ab ibni Lu'aie ibni Ghalib ibni Fihr ibni Malik ibni Nadhir ibni Kinanah ibni Khuzaimah ibni Mudrikah ibni Ilyas ibni Mudhor ibni Nizar ibnl Ma'add ibni Adnan.

Suku Quraisy:
Dari pada Bani Fihr ibni Malik ibni Nadhir ibni Kinanah ibni Khuzaimah ibni Mudrikah ibni Ilyas ibni Mudhor.

Suku Tamim:
Dari pada Tamim ibni Mur ibni Udd ibni Thobikhah (Amru) ibni llyas ibni Mudhor.

3. Bani Tamim tunggak keturunan Arab:
"Bani Tamim adalah keturunan Nabi Ismail dan Nabi Ibrahim Alaihi mas salam"

Ibnu Hazm menyatakan bahawa:
"Bani Tamim adalah sebuah Qabilah terbesar dalam qabilah arab dengan jumlah kaumnya yang banyak serta rangkaian sukunya yang luas sehingga Bani Tamim dikatakan sebagai tonggak utama bagi bangsa arab secara keseluruhan. Bahkan mereka adalah pelopor yang melakukan perjalanan keluar dari dunia arab sejak zaman awal Islam melalui keikutsertaan mereka di dalam bala tentera Islam. Banyak yang digerakkan menuju ke kawasan Khurasan dan lain-lain.... ".

BANI Tamim DIANGGAP KELUARGA OLEH RASULULLAH SAW.

Diriwayatkan oleh Saiyidina Abbas RA. ketika turunnya ayat yang berarti:
"Dan (wahai Muhammad) mulakanlah memberi peringatan kepada kaum keluargamu yang terdekat ", lantas ketika itu Baginda SAW menyeru: "wahai Bani Fihr, Wahai Bani 'Adiey", ... memanggil kelompok asal umat arab yaitu termasuk di dalamnya Bani Tamim. .."

Terdapat banyak riwayat hadith yang menunjukkan pengakuan Rasulullah saw. bahawa Bani Tamim adalah termasuk dalam kaum / suku kesayangan Baginda.

 
KETURUNAN BANI TAMIM © 2012 | Designed by Cheap TVS, in collaboration with Vegan Breakfast, Royalty Free Images and Live Cricket Score