SYAPAKAH IMAM MAHDI

Suatu kali, Rasulullah SAW bersabda, “Konstantinopel akan jatuh ke atas tangan seorang Amir (ketua) yang baik lagi beragama, tentaranya tidak melampaui batas, tidak mencuri dan rakyatnya tidak penipu dan tidak bergaul bebas (baik)”. (Hadits riwayat Imam Abul Hasan Ahmad bin Jaafar).

Rasulullah SAW menyebut kejatuhan Konstantinopel tersebut secara umum, tanpa menyebut tahun, kurun mana, siapa, kaum mana dan siapa pemimpin tersebut.

Karena yang memberitahu peristiwa tersebut adalah Rasulullah SAW sendiri, maka sejak jaman Nabi SAW masih hidup, banyak di antara sahabat yang sangat bergairah dan berlomba-lomba untuk mewujudkan janji tersebut. Mereka berharap kemenangan tersebut akan terjadi di tangan mereka, di antara sahabat yang mencobanya ialah Abu Ayyub Al Ansari, Ahmad Al Ansari, Hamidullah Al Ansari dan Abu Tsabit Al Hudri. Makam-makam mereka berada di kota yang menjadi benteng kerajaan Romawi tersebut.

Pada saat itu, para sahabat belum berhasil merebut Konstantinopel, namun perjuangan tersebut terus berlangsung dari generasi ke generasi, hingga akhirnya kota tersebut jatuh hanya dalam waktu satu malam di tangan Muhammad Alfateh dari keturunan Bani Utsman, dalam kurun 600 tahun setelah sabda Rasulullah SAW di atas.

Namun demikian, perjuangan dan pengorbanan para sahabat bukanlah sesuatu yang sia-sia, dengan segala keyakinan mereka telah berusaha untuk mewujudkan janji-janji Allah SWT yang diucapkan lewat lisan Rasulullah SAW.
***

Diantara peristiwa yang akan terjadi di akhir jaman yang diberitahukan oleh Rasulullah SAW, adalah kemunculan seorang pemuda Bani Tamim beserta jamaahnya yang akan menyiapkan sebuah landasan yang kuat bagi munculnya seorang pemimpin umat di akhir jaman yaitu Imam Mahdi.

Seorang ulama hadits yang banyak mengkaji tentang pemuda ini adalah Imam Suyuti dalam kitabnya Jamiush Shaghir, bahkan karena saking inginnya beliau mewujudkan janji Rasulullah SAW itu, beliau juga berusaha untuk membentuk satu jamaah yang mendekati sifat-sifat pemuda Bani Tamim dan jamaahnya. Namun, seperti dalam peristiwa Konstantinopel, beliau belum ditakdirkan untuk dipilih menjadi pemuda tersebut.

Hadits Rasullah SAW mengenai pemuda ini diriwayatkan dari Ibnu Umar RA, bahwa pada suatu hari Rasulullah SAW, sambil memegang tangan Saidina Ali RA, beliau bersabda : “Akan keluar dari sulbi ini seorang pemuda yang memenuhi bumi ini dengan keadilan. Maka apabila kamu menyakini demikian itu hendaklah bersama Pemuda Bani Tamim itu. Sesungguhnya dia datang dari sebelah Timur dan dialah pemegang panji-panji Al Mahdi.” (Hadis riwayat At Tabrani).

Di antara sifat-sifat yang melekat pada Pemuda Bani Tamim adalah :
Dia berketurunan Suku Tamim atau Bani Tamim ; Siapa sesungguhnya keturunan Bani Tamim, untuk hal ini terdapat perbedaan ijtihad di kalangan ulama. Di kalangan bangsa Arab ada satu kabilah yang bernama Tamim. Kabilah Tamim ini adalah satu kabilah dari bangsa Quraisy yang mendiami kawasan sekitar kota Makkah. Di antara sahabat yang berasal dari kabilah Tamim ialah sahabat yang paling setia kepada Rasulullah SAW,yaitu Abu Bakar as-Siddiq RA. Ulama lain berpendapat bahwa pemuda Tamim ini adalah berasal dari keturunan Ahlul Bait.
Keturunannya sudah bercampur dengan bangsa Timur ; Pemuda ini adalah seorang yang keturunan Bani Tamimnya telah bercampur dengan bangsa dari timur, ia lebih dikenal sebagai orang dari bangsa Timurnya daripada suku Tamimnya. Jika orang bertanya kepadanya, “Darimana engkau berasal?” Ia akan menjawab, “Dari Timur.” Jika ditanya pula, “Apa kebangsaanmu?” Pemuda Bani Tamim akan menjawab, “Aku dari bangsa Timur.” Keterangan ini dijelaskan oleh Imam Suyuti dalam kitabnya al-Jami’us Soghir.
Pemuda itu bernama Syuaib bin Soleh ; Menurut para penafsir nama tersebut bukan nama yang sebenarnya tetapi merujuk kepada suku bangsanya (suku kecil dari suatu bangsa), dia adalah seorang pemuda yang baik dan berasal dari keluarganya yang terkenal berakhlak baik. Dari segi bahasa Arab, kata Syu’bun berarti suku bangsa atau puak dari suatu bangsa. Sedangkan kata Syu’aibun berarti suatu suku kecil dari sebuah kabilah. Kata Bin berasal dari Ibnun artinya anak lelaki, sedangkan kata Soleh berarti orang yang baik, baik namanya, kepribadiannya, akidahnya, keturunannya, agamanya, pemikirannya dan juga akhlaknya.

Di samping itu, menurut Imam Suyuti dalam kitabnya al-Jami’us Soghir, secara lahir ada ciri-ciri khusus yang melekat pada pemuda ini. Ciri-ciri ini adalah merupakan bukti kecintaan pemuda ini untuk menghidupkan sunnah Rasulullah SAW dalam segala aspeknya :
Dia berkumis tipis, berjanggut panjang dan berjambang tipis ; Dalam Ihya Ulumuddin oleh Imam al-Ghazali disebutkan bahwa orang-orang wara adalah orang yang berkumis tipis. Janggut juga adalah sunnah Nabi SAW dan sunnah sekalian nabi dan rasul sejak zaman dahulu kecuali Nabi Adam AS, Nabi Adam AS memang sejak asal kejadiannya, tidak mempunyai janggut.
Dia memakai serban ; Saat ini amalan sunnah seperti serban ini sering diolok-olok dan diabaikan banyak orang.
Dia memakai jubah dan gamis berwarna hijau dan hitam; Pada saat itu hanya beliau dan jemaahnya sahaja yang memakai jubah. tidak ada pemimpin Islam lain yang menggalakkan jamaahnya untuk memakai jubah sebagai suatu sunnah Nabi SAW dan dengan niat mau membesarkan sunnah Nabi SAW itu.
Dia senantiasa memakai celak mata ; Celak juga amalan sunat. Setiap orang Islam sama ada lelaki atau perempuan adalah disunatkan memakai celak mata. Ada hadis Nabi SAW yang menyatakan bahawa bercelak itu sunat hukumnya. Para sahabat dahulu suka bercelak, kerana mengikut amalan Nabi SAW. Para ulama dahulu (salaf dan khalaf) yang solihin adalah golongan yang suka memakai celak. Mereka memandang perbuatan memakai celak itu sebagai suatu sunnah yang penting dan besar, terutama dalam mendekatkan diri kepada Khaliq.
Dia senantiasa memakai tongkat ; Tongkat juga merupakan sunnah Rasulullah SAW, para Khulafaur Rasyidin, para wali dan ulama muktabar zaman dahulu. Sungguh pun badannya masih segar dan boleh berjalan tanpa menggunakan tongkat, beliau memakainya sebagai suatu sunnah Nabi SAW yang perlu dijaga.
Dia bertubuh serba sederhana ; Tubuhnya tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah, bentuk tubuhnya tidak besar (gemuk) dan tidak kecil (kurus). Tubuh badannya adalah serba sederhana, sesedap mata memandang.
Kulitnya tidak terlalu gelap dan tidak terlalu putih ; Dikatakan kulitnya berwarna kuning, bahwa Nabi SAW menjelaskan bahawa Pemuda Bani Tamim itu memang bukan berkulit Arab karena orang Arab biasanya berkulit merah atau putih kemerah-merahan.
Dia bertutur dengan bahasa Ajam bukan bahasa Arab ; Pemuda ini sehari-harinya bertutur dengan bahasa lokal tempat ia hidup. Namun dia juga tetap bisa bertutur dalam bahasa Arab dengan baik dan fasih, sesuai dengan pendidikan dan suasana keluarganya yang mendorongnya mampu menguasai bahasa Ajam dan Arab.

Inilah sebagian dari ciri-ciri pemuda Bani Tamim yang dinubuwahkan oleh Rasulullah SAW. Lalu bagaimana kita menyikapinya ? Sebagaimana para sahabat RA, juga sebagaimana Imam Suyuti RA, maka kita seharusnya juga bergegas untuk menyambut dan mencari pemuda yang mempunyai ciri-ciri semacam itu. Insyaallah bersambung….

FAM-FAM ARAB

Suku Arab-Indonesia adalah penduduk Indonesia yang memiliki keturunan etnis Arab dan etnis pribumi Indonesia. Pada mulanya mereka umumnya tinggal di perkampungan Arab yang tersebar di berbagai kota di Indonesia -- misalnya di Jakarta (Pekojan), Bogor (Empang), Surakarta (Pasar Kliwon), Surabaya (Ampel), Gresik (Gapura), Malang (Jagalan), Cirebon (Kauman), Mojokerto (Kauman), Yogyakarta (Kauman) dan Probolinggo (Diponegoro),dan Bondowoso -- serta masih banyak lagi yang tersebar di kota-kota seperti Palembang, Banda Aceh, Sigli, Medan, Banjarmasin (Kampung Arab), Makasar, Gorontalo, Ambon, Mataram, Kupang, Papua dan bahkan di Timor Timur.

Orang arab secara umum dibagi menjadi 2 golongan: Gahtan dan Adnan. Gahtan merupakan putra arab asli, keturunan Nabi Nuh, salah satu anak dari gahtan bernama Hadhramaut. Keturunan Gahtan banyak terdapat di Yaman, terutama yaman selatan. Adnan merupakan keturunan Nabi Ismail. Salah satu keturunan Adnan adalah Nabi Muhammmad SAW.

Marga Arab Hadramaut merujuk kepada nama keluarga atau marga yang dipakai oleh keturunan bangsa Arab, yang berasal dari daerah Hadramaut di Yaman, yang letaknya di Jazirah Arab bagian selatan.
Berdasarkan asalnya, marga Arab Hadramaut umumnya dapat dibagi menjadi 2 golongan; yaitu marga-marga keturunan suku Arab Yaman asli (yang mana merupakan keturunan arab asli yang nasabnya bersambung ke Hadhramaut bin Gahtan, keturunan dari Nabi Nuh) dan marga-marga suku Arab pendatang yang mengklaim keturunan Nabi Muhammad (Alawiyyin), melalui jalur Ahmad bin Isa al-Muhajir yang hijrah ke Yaman sekitar tahun 319 H (898 M).

Koloni Arab dari Hadramaut diperkirakan telah datang ke Indonesia sejak abad ke-13. Sejumlah marga yang di Hadramaut sendiri sudah punah, misalnya seperti Basyeiban dan Haneman, di Indonesia masih dapat ditemukan. Hal ini karena keturunan Arab Hadramaut di Indonesia saat ini diperkirakan jumlahnya lebih besar daripada di tempat leluhurnya sendiri.
Daftar di bawah ini memuat beberapa marga Arab Hadramaut.

A
• Abbad, Abudan, Aglag, Al Abd Baqi, Al A budi,Al Aidid, Al Ali Al Hajj, Al Amri, Al Amudi, Al As, Al As-Safi, Al Aulagi, Al Aydrus, Al Ba Abud, Al Ba Faraj, Al Ba Harun, Al Ba Raqbah, Al Baar, Al Bagdadi, Al Baiti, Al Bakri, Al Bal Faqih, Al Barak, Al Bargi, Al Barhim, Al Bathathi, Al Bawahab, Al Bawazier, Al Bin Jindan, Al Bin Sahal, Al Bin Semit, Al Bin Yahya, Al Bukkar, Al Dames, Al Dzeban, Al Fad'aq, Al Falugah, Al Gadri, Al Hadi, Al Hadromi, Al Halagi, Al Hasani, Al Hasyim, Al Hilabi, Al Hinduan, Al Huraibi, Al Jaidi, Al Jailani, Al Jufrie' Al Jabri, Al Junaid, Al Kalali, Al Kalilah, Al Katiri, Al Khamis, Al Khatbah, Al Khatib, Al Kherid, Al Madhir, Al Mahdali, Al Mahfuzh, Al Mathar, Al Matrif, Al Mesfer, Al Maula Dawilah, Al Maula Khailah, Al Munawwar, Al Musawa, Al Mutahhar, Al Qaiti, Al Qannas, Al Rubaki, Al Waini, Al Yafi'ie, Al Yamani, AlMukarom, Ambadar, Arfan, Arghubi, Askar, Assa'di, Assaili, Assegaf, Assidawi, Assyiblie, Asy Syarfi, Attanfirah, Attamimi, Attuwi, Azzagladi,

B
• Ba Abdullah, Ba Attiiyah, Ba Atwa, Ba Awadh, Ba Dekuk, Ba Faqih, Ba Gabas, Ba Jamin, Ba Jammal, Ba Jasir, Ba Kheiri, Ba Sendit, Ba Sidawi, Ba Siul, Ba Syaib, Ba Syaiban, Ba Tebah, Ba Zara, Ba Zar'ah, Ba Zouw, Ba'asyir, Babadan, Babheir, Babsel, Babten, Bachrak, Badegel, Badeges, Badhawie, Ba'Dib, Ba'dokh, Badres, Badziher, Bafadual, Bafana, Bagadir, Bagaramah, Bagarib, Bagges, Bagoats, Bahadik, Bahafdullah, Bahaj, Bahalwan, Bahanan, Baharmus, Baharthah, Bahfen, Bahman, Bahmid, Bahroh, Bahsen, Bahwal, Bahweres, Baisa, Bajabir, Bajened, Bajrei, Bajruk, Bajuber, Bakarman, Bakrisyuk, Baksir, Baktal, Baktir, Bal Afif, Baladraf, Balahjam, Balahmar, Bala'mas, Balasga, Balaswad, Balaswat, Balasyrof, Balbeid, Baldjoen, Balfas, Baljun, Balu'lu', Balweel, Bamajbur, Bamakundu, Bamasak, Bamasri, Bamatraf, Bamatrus, Bamazro, Bamu'min, Banaemun, Banafe, Bana'mah, Banser, Baraba, Baraja, Barakwan, Barasy, Barawas, Bareyek, Baridwan, Barjib, Baruk, Basagili, Basakran, Basalamah, Basalim, Basalmah, Basamkho, Basawat, Basbeth, Basgefan, Bashandid, Bashay, Ba'sin, Baslum, Basmeleh, Basofi, Basulaileh, Basumbul, Baswel, Baswer, Basyahroh, Basyarahil, Basyrewan, Batarfi, Bathef, Bathog, Ba'Tuk, Baweel, Bayahayya, Bayasut, Bayusuf, Bazandokh, Bazargan, Bazeid, Billahwal, Bin Abd Samad, Bin Abdat, Bin Abdul Aziz, Bin Abri, Bin Addar, Bin Afif, Bin Agil, Bin Ajjaj, Bin Al, Bin Said, Bin Amri, Bin Amrun, Bin Anuz, Bin, Bisir, Bin Bugri, Bin Coger, Bin Dahdah, Bin Dawil, Bin Diab, Bin Duwais, Bin Eda, Bin Faris, Bin Gannas, Bin Gasir, Bin Ghanim, Bin Ghozi, Bin Gozan, Bin Guddeh, Bin Guriyyib, Bin Hadzir, Bin Hafidz, Bin Halabi, Bin Hamid, Bin Hana, Bin Hatrash, Bin Hilabi, Bin Hizam, Bin Hud, Bin Humam, Bin Huwel, Bin Ibadi, Bin Isa, Bin Jaidi, Bin Jobah, Bin Juber, Bin Kartam, Bin Kartim, Bin Keleb, Bin Khalifa, Bin Khamis, Bin Khubran, Bin Kuddah, Bin Mahfuzh, Bin Mahri, Bin Misfir, Bin Makki, Bin Maretan, Bin Mesfer, Bin Marta, Bin Mattasy, Bin Ma'tub, Bin Mazham, Bin Misfir, Bin Muhammad, Bin Muhammad, Bin Umar, Bin Munif, Bin Mutahar, Bin Mutliq, Bin Nahdi, Bin Nahed, Bin Nub, Bin On, Bin Qarmus, Bin Sadi, Bin Said, Bin Sanad, Bin Seger, Bin Seif, Bin Suid, Bin Sungkar, Bin Syahbal, Bin Syaiban, Bin Syamil, Bin Syamlan, Bin Syirman, Bin Syuaib, Bin Tahar, Bin Ta'lab, Bin Tebe, Bin Thahir, Bin Thalib, Bin Tsabit, Bin Ulus, Bin Usman, Bin Wahab, Bin Wizer, Bin Zagr, Bin Zaidan, Bin Zaidi, Bin Zimah, Bin Zoo, Bukhori, Bukkar

G
• Gadneh/Gitnah/Gathneh', Ghana', Gisymar, Gurdusy

H
• Haidrah, Hamde, Hamadah, Harharah, Harris, Hasni, Hatrash, Hayaze, Hubeisy, Humaid,

J
• Jawas, Jibran, Jabli, Jurhum

K
• Karamah, Karaman, Ka'wileh, Kurbi, Kuddah

L
• Lahmadi

M
• Machdan, Magadh, Mahbub, Mahdami, Makarim, Marbasy, Marfadi, Martak, Mashabi, Mesfer, Mugezeh, Mugheneh, Mukarram, Mukhasyin, Munabari, Musa’ad

N
• Nabhan, Nahdi

S
• Sabbah,Sallum, Shahabi, Shogun, Surur, Syagran, Syaiban, Syammach, Syawik,shegeir

U
• Ugbah, Ummayyer, Ubidun, Ubaidun

W
• Wahdin, Wakid,

Z
• Za'bal, Zeban, (Az)Zubaidi (Zabidi-Zabde), Zeger

 
KETURUNAN BANI TAMIM © 2012 | Designed by Cheap TVS, in collaboration with Vegan Breakfast, Royalty Free Images and Live Cricket Score